EPL info

PRIMERA DIVISION info

ISL info

BUNDESLIGA info

SERIE A info

Selasa, 15 Juni 2010

Monumen Nasional

Monumen Nasional atau yang populer disebut Monas adalah ikon Kota Jakarta. Belum lengkap rasanya jika mengunjungi Jakarta, tetapi tidak menyambangi monumen setinggi 115 meter itu. Namun, tidak semua bagian dari Monas diminati. Hanya bagian tertentu yang jadi pusat kunjungan.
“Ketinggian puncak Monas masih menjadi obyek paling diminati pengunjung dibanding obyek-obyek yang lain,” ujar pengelola tugu Monas, Ageng Darminto, di Jakarta, akhir pekan ini.
Ageng yang menjabat sebagai Kasubag Unit Pelaksana Teknis Monas mengatakan, padahal monumen itu masih memiliki tempat atau obyek wisata lain yang layak dikunjungi oleh masyarakat.
Tugu Monas
Seperti ruang museum yang menceritakan napak tilas sejarah Indonesia, kemudian ruang kemerdekaan yang merupakan tempat dikumandangkan proklamasi oleh Presiden Soekarno dan pelataran cawan atau ruang yang memiliki arti dan lambang proklamasi.
“Sebenarnya puncak tugu Monas bukanlah obyek utama, sebagaimana tujuan dibangun monumen ini oleh pemerintah pada tahun 1961. Obyek utama monumen ini dibangun adalah untuk memaknai simbol bangsa ini melalui ketiga tempat itu,” jelas dia.
Dewasa ini tugu Monas yang memiliki total ketinggian sekitar 130 meter dan 14 meter di antaranya tugu perunggu berlapis emas masih menjadi salah satu obyek wisata menarik bagi wisatawan mancanegara dan domestik.
Pada akhir pekan atau libur hari besar keagamaan rata-rata sedikitnya sekitar 6.000 orang mendatangi monumen itu dan sebagian besar di antaranya rela mengantre untuk menaiki puncak tugu menggunakan lift yang disediakan.
Sukriadi, (28) warga Bekasi, Jawa Barat, mengaku sengaja menghabiskan waktu liburan bersama keluarga hanya untuk melihat Kota Jakarta dari ketinggian yang dimiliki tugu Monas.
“Di atas kita bisa mengamati Kota Jakarta dengan angin sepoi-sepoi dan sambil berfoto dengan kamera yang kami bawa,” ujar dia.
Kawasan Monas memiliki total luas 80 hektar, dan 12 hektar di antaranya diduduki menjadi Stasiun Kereta Api Gambir. Pada masing-masing sisi pinggir monumen itu ditanami pepohonan rindang dan sebagian kawasan dijadikan tempat untuk olahraga bagi warga.
Kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar