EPL info

PRIMERA DIVISION info

ISL info

BUNDESLIGA info

SERIE A info

Senin, 26 Maret 2012

cara download file scribd.com

Cara Download File di Scribd.com

Sering diantara kita setelah gabung di scribd tapi saat download file ternyata tidak bisa. Ada yang karena takut salah click, nanti jadi berbayar, ada yang memang belum punya akun, ada yang karena terhambat limit acces bandwidth internet yang lemot. Tapi sekarang sobat tidak perlu khawatir dan cemas lagi, karena ada alternatif yang lebih sederhana.

Rupanya cukup mudah dan gampang untuk Download File di Scribd.com kalau kita tahu tips dan triknya, berikut ini silahkan sobat ikuti langkah-langkahnya.
  1. Pertama, sobat cari file yang sobat ingin donwload;
  2. Selanjutnya perhatikan kode url pada file yang ingin sobat download, contohnya seperti ini:
  3. http://www.scribd.com/doc/60231848/Cara-Download-File-Di-Scribd-com;
  4. Perhatikan kode yang berwarna merah tersebut, kode itu adalah kode ID dari file yang akan kita download;
  5. Selanjutnya copy delapan digit kode tersebut dan pastekan pada kotak dibawah ini;
  6. Masukkan ID file Scribd: Contoh : 60231848
  7. Kemudian klik
  8. Selanjutnya simpan file tersebut dan rename file tersebut menjadi *.pdf;
Akhirnya file yang ingin sobat miliki kini telah terdownload dengan sukses, semoga tips ini bermanfaat buat sobat pembaca. Oh yea, saya mendapat komentar dari sobat pengunjung yang baik hati, tidak semua file Scribd.com bisa kita download, ada beberapa file yang hak aksesnya tidak di izinkan untuk kita download. Terima kasih buat Anonim yang telah mengingatkan saya.

Minggu, 25 Maret 2012

MEMBACA DAN BERBAGAI ASPEKNYA


HAKEKAT MEMBACA, PROSES MEMBACA, JENIS-JENIS KEGIATAN MEMBACA, MEMBACA PEMAHAMAN

HAKEKAT MEMBACA

Menurut Kolker (1983: 3) membaca merupakan suatu proses komunikasi antara pembaca dan penulis dengan bahasa tulis. Hakekat membaca ini menurutnya ada tiga hal, yakni afektif, kognitif, dan bahasa. Perilaku afektif mengacu pada perasaan, perilaku kognitif mengacu pada pikiran, dan perilaku bahasa mengacu pada bahasa anak.
Doglass (dalam Cox, 1988: 6) memberikan definisi membaca
sebagai suatu proses penciptaan makna terhadap segala sesuatu yang ada dalam lingkungan tempat pembaca mengembangkan suatu kesadaran. Sejalan dengan itu Rosenblatt (dalam Tompkins, 1991: 267) berpendapat bahwa membaca merupakan proses transaksional. Proses membaca berdasarkan pendapat ini meliputi langkah-langkah selama pembaca mengkonstruk makna melalui interaksinya dengan teks bacaan. Makna tersebut dihasilkan melalui proses transaksional. Dengan demikian, makna teks bacaan itu tidak semata-mata terdapat dalam teks bacaan atau pembaca saja.
Fredick Mc Donald (dalam Burns, 1996: 8) mengatakan bahwa membaca merupakan rangkaian respon yang kompleks, di antaranya mencakup respon kognitif, sikap dan manipulatif. Membaca tersebut dapat dibagi menjadi beberapa sub keterampilan, yang meliputi: sensori, persepsi, sekuensi, pengalaman, berpikir, belajar, asosiasi, afektif, dan konstruktif. Menurutnya, aktiivitas membaca dapat terjadi jika beberapa sub keterampilam tersebut dilakukan secara bersama-sama dalam suatu keseluruhan yang terpadu
Syafi'i (1999: 7) juga menyatakan bahwa membaca pada hakekatnya adalah suatu proses yang bersifat fisik atau yang disebut proses mekanis, beberapa psikologis yang berupa kegiatan berpikir dalam mengolah informasi.
Adapun Farris (1993: 304) mendefinisikan membaca sebagai pemrosesan kata-kata, konsep, informasi, dan gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh pengarang yang berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman awal pembaca. Dengan demikian, pemahaman diperoleh bila pembaca mempunyai pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya dengan apa yang terdapat di dalam bacaan.
Dengan adanya beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca pada hakekatnya adalah suatu proses yang dilakukan oleh pembaca untuk membangun makna dari suatu pesan yang disampaikan melalui tulisan. Dalam proses tersebut, pembaca mengintegrasikan antara informasi atau pesan dalam tulisan dengan pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki.

PROSES MEMBACA
Menurut beberapa ahli ada beberapa model pemahaman proses membaca, di antaranya model bottom-up, top-down, dan model interaktif. Model botton-up menganggap bahwa pemahaman proses membaca sebagai proses decoding yaitu menerjemahkan simbol-simbol tulis menjadi simbol-simbol bunyi. Pendapat itu menurut Harjasujana (1986: 34) sama dengan pendapat Flesch (1955) yang mengatakan bahwa membaca berarti mencari makna yang ada dalam kombinasi huruf-huruf tertentu. Begitu juga menurut pendapat Fries (dalam Harjasujana, 1986: 34) bahwa membaca sebagai kegiatan yang mengembangkan kebiasaan-kebiasaan merespon pada seperangkat pola yang terdiri atas lambang-lambang grafis. Pendapat-pendapat di atas ternyata ditentang oleh Goodman (dalam Cox, 1998: 270) yang menyatakan bahwa membaca sebagai proses interaksi yang menyangkut sebuah transaksi antara teks dan pembaca. Pembaca yang sudah lancar pada umumnya meramalkan apa yang dibacanya dan kemudian menguatkan atau menolak ramalannya itu berdasarkan apa yang terdapat dalam bacaan, membaca seperti itu disebut model top-down.
Kedua pendapat yang menyatakan model bottom-up dan model top-down akhirnya dipersatukan oleh Rumelhart dengan nama model interaktif. Rumelhart (dalam Harris dan Sipay, 1980: 8) menyatukan dua pendapat itu dengan alasan bahwa proses belajar membaca permulaan bergantung pada informasi grafis dan pengetahuan yang berada dalam skemata. Membaca merupakan suatu proses menyusun makna melalui interaksi dinamis di antara pengetahuan pembaca yang telah ada dan informasi itu telah dinyatakan oleh bahasa tulis dan konteks situasi pembaca.
Burns, dkk. (1996: 6) menyatakan bahwa aktifitas membaca terdiri atas dua bagian, yaitu proses membaca dan produk membaca. Dalam proses membaca ada sembilan aspek yang jika berpadu dan berinteraksi secara harmonis akan menghasilkan komunikasi yang baik antara pembaca dan penulis. Komunikasi antara pembaca dan penulis itu berasal dari pengkonstruksian makna yang dituangkan dalam teks dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Lebih lanjut Burns, dkk. (1996:8) mengemukakan sembilan proses membaca tersebut yaitu: (1) mengamati simbol-simbol tulisan, (2) menginterprestasikan apa yang diamati, (3) mengikuti urutan yang bersifat linier baris kata-kata yang tertulis, (4) menghubungkan kata-kata (dan maknanya) dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dipunyai, (5) membuat referensi dan evaluasi materi yang dibaca, (6) mengingat apa yang dipelajari sebelumnya dan memasukkan gagasan-gagasan dan fakta-fakta baru, (7) membangun asosiasi, (8) menyikapi secara personal kegiatan/tugas membaca sesuai dengan interesnya, (9) mengumpulkan serta menata semua tanggapan indera untuk memahami materi yang dibaca.

PERIODE MEMBACA

1. Prabaca
Menurut Burns, dkk. (1996: 224) siswa akan terdorong memahami keseluruhan materi jika para guru membiasakan kegiatan membaca dengan aktivitas prabaca, saatbaca, dan pascabaca. Tahap-tahap membaca itu tidak sama prosedurnya. Tahap prabaca berbeda dengan tahap saat-baca dan pascabaca sebab tahap-tahap itu memerlukan teknik pembelajaran yang berbeda pula.
Aktivitas pada tahap prabaca sangat berguna bagi mahasiswa untuk membangkitkan pengetahuan sebelumnya. Aktivitas tersebut menurut Burns, dkk. (1996:224) bisa berupa membuat prediksi tentang isi bacaan, dan menyusun pertanyaan tujuan. Adapun Moore (1991: 22) menyarankan kepada siswa agar pada prabaca, siswa menganalisis judul bab, subjudul, gambar, pendahuluan yang dilanjutkan dengan menyusun pertanyaan. Leo (1994: 5) mempertegas pendapat Moore bahwa sebelum kegiatan membaca, siswa mensurvei judul bab supaya bisa mengembangkan membaca secara efektif ,dan bisa mengatur waktunya secara fleksibel.

2. Saat-baca
Aktivitas pada tahap saat-baca merupakan kegiatan setelah prabaca. Kegiatan ini dilakukan siswa untuk memperoleh pengatahuan baru dari kegiatan membaca teks bacaan. Dalam membaca tersebut, siswa akan berusaha secara maksimal memahami teks bacaan dengan berbagai strategi. Burns, dkk. (1996:229-236) mengemukakan beberapa strategi dan aktivitas yang dapat digunakan pada saat-baca untuk meningkatkan pemahaman tersebut. Strategi dan aktivitas yang dimaksud meliputi strategi matakognitif, prosedur cloes dan pertanyaan penuntun. Sedangkan Leo (1994: 8) lebih menekankan pada kegiatan membaca dengan cara menandai bagian-bagian yang dianggap penting dan atau membuat ikhtisar bacaan tersebut.

3. Saat-baca
Aktivitas pada tahap pascabaca, menurut Burns, dkk. (1996:237) digunakan untuk membantu siswa memadukan informasi baru yang dibacanya ke dalam skemata yang telah dimilikinya sehingga diperoleh tingkat pemahaman yang lebih tinggi. Strategi yang bisa digunakan dalam pascabaca dapat berupa pembelajaran pengayaan, pertanyaan, representasi visual, teater pembaca, penceritaan kembali dan aplikasi.

JENIS-JENIS MEMBACA

Dari Aspek kegiatannya
1. Membaca Keras
Membaca keras merupakan kegiatan membaca yang menekankan pada ketepatan bunyi, irama, kelancaran, perhatian terhadap tanda baca. Kegiatan membaca seperti ini disebut juga sebagai kegiatan “membaca teknis”.

2. Membaca dalam Hati
Membaca dalam Hati merupakan kegiatan membaca yang bertujuan untuk memperoleh pengertian, baik pokok-pokok maupun rincian-rinciannya. Secara fisik membaca dalam hati harus menghindari vokalisasi, pengulangan membaca, menggunakan telunjuk/petunjuk atau gerakan kepala.

3. Membaca Cepat
Yaitu membaca yang tidak menekankan pada pemahaman rincian-rincian isi bacaan, akan tetapi memahami pokok-pokoknya saja. Membaca ini dapat dilakukan dengan menggerkkan mata dengan pola-pola tertentu.



4. Membaca Rekreatif
Yaitu kegiatan membaca yang bertujuan untuk membina minat dan kecintaan membaca; biasanya bahan bacaab diambil dari cerpen dan novel.

5. Membaca Analitik
Yaitu kegiatan membaca yang bertujuan untuk mencari informasi dari bahan tertulis; menghubungkan satu kejadian dengan kejadian yang lain, menarik kesimpulan yang tidak tertulis secara eksplisit dalam bacaan.

Menurut Bentuknya

1. Membaca Intensif (Qira’ah Mukatsafah)
Yaitu membaca yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan utama dalam membaca dan memperkaya perbendaharaan kata serta menguasai qawaid yang dibutuhkan dalam membaca.

2. Membaca Ekstensif (Qira’ah Muwassa’ah)
Yaitu membaca yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman isi bacaan.

MEMBACA PEMAHAMAN

Banyak definisi membaca pemahaman yang disampaikan oleh para ahli. Definisi itu secara umum mempunyai arti yang hampir sama, yaitu memahami informasi secara langsung yang ada dalam teks bacaan itu dan memahami informasi yang tidak secara langsung dalam teks. Pendapat-pendapat yang mendukung definisi itu diantaranya adalah:
Rubin (1993: 194) mendefinisikan bahwa membaca pemahaman adalah proses pemikiran yang kompleks untuk membangun sejumlah pengetahuan. Membangun sejumlah pengetahuan itu menurut Nola Banton Smith dalam Rubin (1993:195) bisa berupa kemampuan pemahaman literal, interpretatif, kritis, dan kreatif. Hal itu diperkuat oleh Burns (1996:255) bahwa membaca pemahaman terdiri empat tingkatan, yaitu pemahaman literal (literal comprehension), pemahaman interpretatif (interpretative comprehension), pemahaman kritis (critical comprehension) dan pemahaman kreatif (creative comprehension).
Beberapa kemampuan yang ada dalam membaca literal, interpretatif, kritis, dan kreatif dapat diuraikan lebih rinci lagi mulai dari definisi sampai dengan aktivitasnya. Penjelasan tentang definisi dan aktivitasnya tersebut, Syafi’ie (1999: 31) mengatakan bahwa pemahaman literal adalah pemahaman terhadap apa yang dikatakan atau disebutkan penulis dalam teks bacaan. Pemahaman ini diperoleh dengan memamhami arti kata, kalimat dan paragraf dalam konteks bacaan itu seperti apa adanya. Dalam pemahaman literal ini tidak terjadi pendalaman pemahaman terhadap isi inforasi bacaan. Yang terjadi hanya mengenal dengan mengingat apa yang tertulis dalam bacaan. Untuk membangun pemahaman literal, pembaca dapat menggunakan kata tanya apa, siapa, kapan, bagaimana, mengapa.
Membaca interpretatif merupakan kegiatan membaca yang berusaha memahami apa yang dimaksudkan oleh penulis dalam teks bacaan. Kegiatan ini lebih dalam lagi bila dibandingkan dengan membaca literal karena dalam membaca literal pembaca hanya mengenal apa yang tersurat saja, tetapi dalam membaca interpretatif, pembaca ingin juga mengetahui apa yang disampaikan penulis secara tersirat. Menurut Syafi’ie (1999:36) pemahaman interpretatif harus didahului pemahaman literal yang aktivitasnya berupa: menarik kesimpulan, membuat generalisasi, memahami hubungan sebab-akibat, membuat perbandingan-perbandingan, menemukan hubungan baru antara fakta-fakta yang disebutkan dalam bacaan.
Membaca kritis merupakan membaca yang bertujuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu teks bacaan dengan jalan melibatkan diri sebaik-baiknya ke dalam teks bacaan itu. Oleh para ahli membaca kritis ini dipandang sebagai jenis membaca tersendiri sehingga para ahli membuat definisi yang redaksinya berbeda-beda. Menurut Burns (1996:278) membaca kritis adalah mengevaluasi materi tertulis, yakni membandingkan gagasan yang tercakup dalam materi dengan standar yang diketahui dan menarik kesimpulan tentang keakuratan, dan kesesuaian. Pembaca kritis harus bisa menjadi pembaca yang aktif, bertanya, meneliti fakta-fakta, dan menggantungkan penilaian/keputusan sampai ia mempertimbangkan semua materi.
Membaca kreatif merupakan tingkatan membaca pemahaman pada level yang paling tinggi. Pembaca dalam level ini harus berpikir kritis dan harus menggunakan imajinasinya. Dalam membaca kreatif, pembaca memanfaatkan hasil membacanya untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan emosionalnya. Kemampuan itu akan bisa memperkaya pengetahuan-pengetahuan, pengalaman dan meningkatkan ketajaman daya nalarnya sehingga pembaca bisa menghasilkan gagasan-gagasan baru. Proses membaca kreatif ini menurut Syafi’ie (1999:36) dimulai dari memahami bacaan secara literal kemudian menginterpretasikan dan memberikan reaksinya berupa penilaian terhadap apa yang dikatakan penulis, dilanjutkan dengan mengembangkan pemikiran-pemikiran sendiri untuk membentuk gagasan, wawasan, pendekatan dan pola-pola pikiran baru.

contoh karangan argumentasi

300 Tewas selama Perayaan Imlek
Minggu, 21 Februari 2010 – 09:01 wib
HANOI – Angka kecelakaan saat perayaan Hari Raya Imlek di Vietnam cukup mencengangkan. Selama perayaan, sekira 300 orang tewas akibat kecelakaan kendaraan bermotor.
Menurut media setempat, kecelakaan tersebut sebagian besar berkaitan dengan tingkah pengemudi yang mengkonsumsi minuman beralkohol saat mengemudi. Angka kematian ini dicatat sejak awal liburan perayaan Imlek, yaitu 13 Februari.
Lebih dikenal dengan Tet, Hari Raya Imlek yang jatuh pada 14 Februari itu merupakan perayaan paling penting bagi rakyat Vietnam. Warga Vietnam melakukan perjalanan darat untuk mengunjungi sanak saudara mereka. Demikian diberitakan AFP, Minggu (21/2/2010).
Tidak hanya 300 orang tewas, sekira 400 lainnya juga dilaporkan menderita luka-luka. Data yang dikumpulkan pihak kepolisian selama sepekan ini, menunjukkan hampir seluruh korban terdeteksi alkohol di darah mereka.
Pada perayaan tahun lalu, 50 orang tewas setiap harinya selama lima hari perayaan akibat kecelakaan.
Tak heran jika pada 2007 Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan angka kematian akibat kecelakaan di Vietnam sebagai sebuah ‘epidemi’.
Keterangan
Penalaran : - Angka kecelakaan saat perayaan Hari Raya Imlek di Vietnam cukup mencengangkan. Selama perayaan, sekira 300 orang tewas akibat kecelakaan kendaraan bermotor.
- Hari Raya Imlek yang jatuh pada 14 Februari itu merupakan perayaan paling penting bagi rakyat Vietnam. Warga Vietnam melakukan perjalanan darat untuk mengunjungi sanak saudara mereka. Demikian diberitakan AFP, Minggu (21/2/2010)
Argumentasi : Menurut media setempat, kecelakaan tersebut sebagian besar berkaitan dengan tingkah pengemudi yang mengkonsumsi minuman beralkohol saat mengemudi. Angka kematian ini dicatat sejak awal liburan perayaan Imlek, yaitu 13 Februari
Sumber : http://international.okezone.com/read/2010/02/20/18/305573/300-tewas-selama-perayaan-imlek


UE Pertimbangkan Beri USD34 M untuk Utang Yunani
Minggu, 21 Februari 2010 – 16:38 wib
BERLIN – Uni Eropa dikabarkan dapat memberikan bantuan dana untuk utang bersyarat Yunani hingga 25 miliar euro atau setara USD34 miliar.
Dilansir dari AFP, Minggu (21/2/2010), jumlah masing-masing negara yang memberikan kontribusi utang tersebut akan dihitung sesuai dengan posisi mereka di Bank Sentral Eropa.
Oleh karena itu Jerman akan memberikan kontribusi hampir 20 persen dari paket bantuan potensial, setara dengan hingga lima miliar euro, yang akan dibuat pada bagian kredit dan jaminan.
Seperti diketahui, para pemimpin Eropa telah berjanji sebagai solidaritas mereka untuk membantu Yunani, yang memiliki total utang diperkirakan mencapai sekira 300 miliar euro. Kendati demikian pihak Uni Eropa belum mengumumkan apapun mengenai bantuan keuangan yang konkret.
Uni Eropa sendiri telah mengkonfirmasi serangkaian langkah-langkah untuk menempatkan bantuan atas utang Yunani di bawah anggaran pengawasan yang baru.
Yunani berkomitmen untuk mengurangi defisit publik sebesar 12,7 persen dari produk domestik bruto sebanyak empat persen selama 2010. Adapun batas dari negara-negara tunggal di zona mata uang Euro akan dikenakan sebesar tiga persen. Athena juga telah mengumumkan program tabungan utama yang akan dikontrol oleh Komisi Eropa.(ade).
Keterangan
Penalaran : Dilansir dari AFP, Minggu (21/2/2010), jumlah masing-masing negara yang memberikan kontribusi utang tersebut akan dihitung sesuai dengan posisi mereka di Bank Sentral Eropa
Argumentasi : Adapun batas dari negara-negara tunggal di zona mata uang Euro akan dikenakan sebesar tiga persen. Athena juga telah mengumumkan program tabungan utama yang akan dikontrol oleh Komisi Eropa
Sumber : http://economy.okezone.com/read/2010/02/21/213/305704/ue-pertimbangkan-beri-usd34-m-untuk-utang-yunani


Flu Babi Tewaskan Hampir 16 Ribu Orang
Minggu, 21 Februari 2010 – 10:07 wib
JENEWA – Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan angka kematian akibat flu babi di seluruh dunia sudah mendekati angka 16 ribu jiwa.
“Sejak pertama kali ditemukan pada 2009 hingga 14 Februari 2010, lebih dari 212 negara telah melaporkan epidemi flu H1N1. Laporan ini termasuk korban tewas akibat H1N1 yang mencapai 15,921 orang,” demikian isi pernyataan WHO yang dikutip AFP, Minggu (21/2/2010).
Angka kematian tersebut dicatat sejak virus H1N1 pertama kali ditemukan di Meksiko dan Amerika Serikat, pada April 2009. Sejak saat itu korban akibat virus mematikan ini sudah berkembang 629 kali.
Beberapa negara di Afrika Barat terus mencatatkan penambahan korban. Namun WHO menyimpulkan jika tidak ada cukup bukti jika kasus flu babi di Afrika Barat menyebar luas di wilayah pedalaman.
“Di wilayah bertemperatur tinggi seperti wilayah utara bumi, secara keseluruhan pandemi flu mematikan ini, menurun. Hal itu juga terjadi di beberapa negara yang menjadi wilayah kantong pandemi tersebut,” ungkap WHO
Keterangan
Penalaran : - Sejak pertama kali ditemukan pada 2009 hingga 14 Februari 2010, lebih dari 212 negara telah melaporkan epidemi flu H1N1
- Angka kematian tersebut dicatat sejak virus H1N1 pertama kali ditemukan di Meksiko dan Amerika Serikat, pada April 2009
Argumentasi : Di wilayah bertemperatur tinggi seperti wilayah utara bumi, secara keseluruhan pandemi flu mematikan ini, menurun. Hal itu juga terjadi di beberapa negara yang menjadi wilayah kantong pandemi tersebut,” ungkap WHO
Sumber : http://international.okezone.com/read/2010/02/20/18/305576/flu-babi-tewaskan-hampir-16-ribu-orang
Sebanyak 41 Jemaah Tewas
Menara Masjid Tua di Maroko Roboh Saat Shalat Jumat
Minggu, 21 Februari 2010 | 03:52 WIB
Meknes, Sabtu – Menara masjid tua Lalla Khenata di kota tua Bab el Berdieyinne, Meknes, Maroko, roboh menewaskan 41 orang dan melukai 76 jemaah lainnya, kata pejabat setempat, Sabtu (20/2). Jumlah korban mungkin bertambah karena puing menara belum semuanya dibersihkan.
Pejabat tersebut mengatakan, menara masjid dari abad ke-18 itu roboh pada saat sekitar 300 anggota jemaah tengah melakukan shalat Jumat (19/2). Sampai hari Sabtu regu penyelamat terus membersihkan puing mencari kemungkinan masih adanya korban yang tertimbun.
Warga dan pejabat menjelaskan, dalam beberapa hari hingga Jumat itu, hujan deras terus mengguyur kota. Mereka menduga menara roboh akibat rapuhnya tanah tempat menara berdiri, yang terus diguyur hujan deras sepekan ini. Hujan terus-menerus tersebut juga menyebabkan banjir di berbagai wilayah Maroko, baik di utara maupun di selatan. Banyak pula jalan yang rusak.
Hingga hari Sabtu diperkirakan masih ada korban di bawah timbunan puing menara yang belum selesai dibersihkan. Tayangan televisi menunjukkan, ratusan anggota jemaah memenuhi lorong masjid, mengais puing-puing dengan tangan telanjang, untuk membersihkan masjid dan mencari korban selamat. Regu penyelamat juga menggunakan tangan kosong atau sekop. Mereka membentuk rantai manusia untuk memindahkan dan membersihkan puing.
Menurut seorang pejabat, selain dipenuhi jemaah yang tengah mengikuti shalat Jumat, saat itu juga sedang ada shalat jenazah. ”Selain shalat Jumat, jemaah juga sedang mendoakan jenazah yang terbaring di dalam masjid,” kata pejabat itu.
Kementerian Dalam Negeri Maroko pada awalnya mengatakan, jumlah korban tewas 11 orang dalam musibah yang terjadi pukul 12.45 GMT itu. Ternyata jumlah korban, baik yang tewas maupun terluka, terus meningkat. Hingga Sabtu siang korban tewas telah mencapai 41 orang dan 76 orang cedera.
Kepala pertahanan sipil lokal, Alaoui Ismaili, mengatakan, operasi penyelamatan berjalan lambat karena masjid itu terletak di kawasan kota tua dengan jalan-jalan sempit. Selain itu, lokasi masjid itu kini dikepung tembok-tembok tinggi. Petugas penyelamat hanya bisa menggunakan tenaga manusia karena alat berat tidak bisa masuk ke lokasi musibah
Keterangan
Penalaran : Meknes, Sabtu – Menara masjid tua Lalla Khenata di kota tua Bab el Berdieyinne, Meknes, Maroko, roboh menewaskan 41 orang dan melukai 76 jemaah lainnya, kata pejabat setempat, Sabtu (20/2)
Argumentasi : Pejabat tersebut mengatakan, menara masjid dari abad ke-18 itu roboh pada saat sekitar 300 anggota jemaah tengah melakukan shalat Jumat (19/2)
Sumber:
http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/02/21/03524227/sebanyak.41.jemaah.tewas

Kandidat PDIP Mulai Saling Klaim Dukungan
Minggu, 21 Februari 2010 – 16:17 wib
SUKABUMI - Bakal calon bupati dan wakil bupati Sukabumi dari PDIP terus menggeliat. Menjelang penetapan usungan balon 27 Mei 2010 mendatang, para kandidat mulai saling klaim dukungan Pimpinan Anak Cabang (PAC).
Salah satu kubu yang menyatakan telah memperoleh dukungan PAC PDIP adalah pasangan Hasymi Romli-Iman Adi Nugraha. “Sejak melamar ke PDIP, kami sudah melakukan pendekatan dengan para pengurus PAC,” kata Iman Adi Nugraha yang kini menjabat sebagai Ketua DPD PAN Kabupaten Sukabumi, Minggu (21/2/2010).
Tindakan yang sama juga dilakukan oleh kubu pasangan Lukas Mulyana. Mantan Kepala Dispenda Kabupaten Sukabumi ini mengklaim telah mengantongi dukungan lebih dari 35 PAC dari 47 PAC PDIP yang ada di wilayah Kabupaten Sukabumi. Tingginya jumlah dukungan tersebut tidak lebih karena faktor sejarah dan kedekatan Lukas Mulyana dengan PDIP.
Santo, juru bicara tim pemenangan Lukas Mulyana, menyebutkan pernyataan dukungan dari para PAC ini sudah terrealisasi dalam bentuk pernyataan tertulis. “Dari 47 PAC yang ada, setidaknya kami sudah mendapatkan dukungan dari 35 PAC. Hal ini sangat mudah sekali kami peroleh, mengingat pak Lukas adalah figur yang telah akrab dengan PDIP,” tuturnya.
Seperti diketahui, terdapat tujuh nama bakal calon bupati dan wakil bupati yang masuk dalam nominasi kandidat PDIP. Saat ini ketujuh nama tersebut masih dalam tahap penggodokan untuk mendapatkan rekomendasi pengusungan dari DPP PDIP. Selain Lukas Mulyana, Hasymi Romli dan iman Adi Nugraha, empat nama lainnya yakni Ayu Azhari, Dadun Amarudien, Bambang Jayawartawa dan budi Widaya.
Sementara itu Ketua DPC PDIP Kabupaten Sukabumi Muhammad Zaenudin mengatakan dukungan PAC tidak mempengaruhi terhadap lahirnya penetapan pengusungan. Pasalnya, penetapan usungan adalah hak sepenuhnya kepengurusan tingkat DPP, dalam hal ini Ketua umum Megawati Soekarnoputri.
“Kendati demikian dukungan PAC tetap diperlukan, apalagi pascalahirnya penetapan pengusungan. Sebab bagaimanapun motor politik pada pilkada ini berada di tingkat PAC. Kepengurusan tingkat kecamatan inilah menjadi penentu dalam meraih serta mempertahankan suara PDIP,” pungkasnya
Keterangan
Penalaran : Bakal calon bupati dan wakil bupati Sukabumi dari PDIP terus menggeliat. Menjelang penetapan usungan balon 27 Mei 2010 mendatang, para kandidat mulai saling klaim dukungan Pimpinan Anak Cabang
Argumentasi : Salah satu kubu yang menyatakan telah memperoleh dukungan PAC PDIP adalah pasangan Hasymi Romli-Iman Adi Nugraha. “Sejak melamar ke PDIP, kami sudah melakukan pendekatan dengan para pengurus PAC,” kata Iman Adi Nugraha yang kini menjabat sebagai Ketua DPD PAN Kabupaten Sukabumi, Minggu (21/2/2010)
Sumber : http://news.okezone.com/read/2010/02/21/339/305733/kandidat-pdip-mulai-saling-klaim-dukungan
http://akhmadsubairiyanto.blogspot.com/2010/02/contoh-argumentasi-dan-penalaran.html

JENIS KARANGAN DAN LANGKAH-LANGKAH MENGARANG



Oleh: Masnur Muslich


JENIS KARANGAN:
Deskripsi
Narasi
Eksposisi
Argumentasi
Persuasi

1. DESKRIPSI: Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/ keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.

Contoh deskripsi berisi fakta:
Hampir semua pelosok Mentawai indah. Di empat kecamatan masih terdapat hutan yang masih perawan. Hutan ini menyimpan ratusan jenis flora dan fauna. Hutan Mentawai juga menyimpan anggrek aneka jenis dan fauna yang hanya terdapat di Mentawai. Siamang kerdil, lutung Mentawai dan beruk Simakobu adalah contoh primata yang menarik untuk bahan penelitian dan objek wisata.

Contoh deskripsi berupa fiksi:
Salju tipis melapis rumput, putih berkilau diseling warna jingga; bayang matahari senja yang memantul. Angin awal musim dingin bertiup menggigilkan, mempermainkan daun-daun sisa musim gugur dan menderaikan bulu-bulu burung berwarna kuning kecoklatan yang sedang meloncat-loncat dari satu ranting ke ranting yang lain.

Topik yang tepat untuk deskripsi misalnya:
Keindahan Bukit Kintamani
Suasa pelaksanaan Promosi Kompetensi Siswa SMK Tingkat Nasional
Keadaan ruang praktik
Keadaan daerah yang dilanda bencana

Langkah menyusun deskripsi:
Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan
Tentukan tujuan
Tentukan aspek-aspek yang akan dideskripsikan dengan melakukan pengamatan
Susunlah aspek-aspek tersebut ke dalam urutan yang baik, apakah urutan lokasi, urutan waktu, atau urutan menurut kepentingan
Kembangkan kerangka menjadi deskripsi

2. NARASI: Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur.

Narasi dapat berisi fakta atau fiksi.
Contoh narasi yang berisi fakta: biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman.
Contoh narasi yang berupa fiksi: novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam.

Pola narasi secara sederhana: awal – tengah – akhir
Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh. Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca.
Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda.
Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri.

Contoh narasi berisi fakta:
Ir. Soekarno

Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama adalah seorang nasionalis. Ia memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat pengasingan karena keberaniannya menentang penjajah.
Soekarno mengucapkan pidato tentang dasar-dasar Indonesia merdeka yang dinamakan Pancasila pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945.
Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949.
Jiwa kepemimpinan dan perjuangannya tidak pernah pupus. Soekarno bersama pemimpin-pemimpin negara lainnya menjadi juru bicara bagi negara-negara nonblok pada Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955. Hampir seluruh perjalanan hidupnya dihabiskan untuk berbakti dan berjuang

Contoh narasi fiksi:
Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa.
Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui juga?
Ada yang berdegup keras di dalam dada, namun kuusahakan untuk menepiskannya. Jangan, Bowo, sergah hati kecilku, jangan biarkan hatimu terbagi. Ingatlah Ratri, dia tengah menunggu kepulanganmu dengan segenap cintanya.


Langkah menyusun narasi (fiksi):
Langkah menyusun narasi (fiksi) melalui proses kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide.
Cerita dirangkai dengan menggunakan “rumus” 5 W + 1 H. Di mana seting/ lokasi ceritanya, siapa pelaku ceritanya, apa yang akan diceritakan, kapan peristiwa-peristiwa berlangsung, mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan bagaimana cerita itu dipaparkan.

3. EKSPOSISI: Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik.

Contoh:
Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok, yaitu akuntansi dan auditing. Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan.
Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.

Topik yang tepat untuk eksposisi, antara lain:
Manfaat kegiatan ekstrakurikuler
Peranan majalah dinding di sekolah
Sekolah kejuruan sebagai penghasil tenaga terampil.

Catatan: Tidak jarang eksposisi berisi uraian tentang langkah/ cara/ proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.

Contoh paparan proses:
Cara mencangkok tanaman:
1. Siapkan pisau, tali rafia, tanah yang subur, dan sabut secukupnya.
2. Pilihlah ranting yang tegak, kekar, dan sehat dengan diameter kira-kira 1,5 sampai 2 cm.
3. Kulit ranting yang akan dicangkok dikerat dan dikelupas sampai bersih kira-kira sepanjang 10 cm.

Langkah menyusun eksposisi:
Menentukan topik/ tema
Menetapkan tujuan
Mengumpulkan data dari berbagai sumber
Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.

4. ARGUMENTASI: Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta sebagai alasan/ bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.

Contoh:
Jiwa kepahlawanan harus senantiasa dipupuk dan dikembangkan karena dengan jiwa kepahlawanan. Pembangunan di negara kita dapat berjalan dengan sukses. Jiwa kepahlawanan akan berkembang menjadi nilai-nilai dan sifat kepribadian yang luhur, berjiwa besar, bertanggung jawab, berdedikasi, loyal, tangguh, dan cinta terhadap sesama. Semua sifat ini sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan di berbagai bidang.

Tema/ topik yang tepat untuk argumentasi, misalnya:
Disiplin kunci sukses berwirausaha
Teknologi komunikasi harus segera dikuasai
Sekolah Menengah Kejuruan sebagai aset bangsa yang potensial

Langkah menyusun argumentasi:
Menentukan topik/ tema
Menetapkan tujuan
Mengumpulkan data dari berbagai sumber
Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
Mengembangkan kerangka menjadi karangan argumentasi

5. PERSUASI: Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Dalam persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.

Contoh persuasi:
Salah satu penyakit yang perlu kita waspadai di musim hujan ini adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Untuk mencegah ISPA, kita perlu mengonsumsi makanan yang bergizi, minum vitamin dan antioksidan. Selain itu, kita perlu istirahat yang cukup, tidak merokok, dan rutin berolah raga.

Topik/ tema yang tepat untuk persuasi, misalnya:
Katakan tidak pada NARKOBA
Hemat energi demi generasi mendatang
Hutan sahabat kita
Hidup sehat tanpa rokok
Membaca memperluas cakrawala

Langkah menyusun persuasi:
Menentukan topik/ tema
Merumuskan tujuan
Mengumpulkan data dari berbagai sumber
Menyusun kerangka karangan
Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan persuasi







SOAL-SOAL DAN PEMBAHASANNYA

1. ”Ternyata badai ekonomi membuat beberapa wilayah negeri ini bergolak. Efek domino lepasnya Timor Timur tampak semakin menggejala. Di sana-sini muncul wacana tentang kemerdekaan wilayah. Dengan demikian, negeri ini menghadapi bahaya mahahebat, yakni disintegrasi.
Apakah melepaskan diri merupakan solusi terbaik? Untuk menjawab, kiranya merupakan langkah arif jika rakyat negeri ini kembali melihat sejarah. Kerajaan-kerajaan kecil terbukti lemah menghadapi tangan-tangan raksasa orang manca.”

Kutipan karangan di atas termasuk jenis karangan…
a. narasi
b. eksposisi
c. persuasi
d. argumentasi
e. deskripsi

Pembahasan: Karena kutipan karangan tersebut termasuk jenis karangan argumentasi karena mengandung unsur opini dan disertai dengan alasan yang berupa fakta.

2. “Ketombe memang amat menjengkelkan, tidak hanya bagi wanita, tetapi juga bagi pria. Bila Anda terkena penyakit ini dan belum menemukan obat mujarab, di sinilah Anda dapat menemukan beberapa cara yang mudah untuk mengatasinya. Cobalah salah satu cara berikut yang menurut Anda paling sesuai dan paling mudah untuk Anda lakukan.”

Paragraf di atas termasuk jenis karangan….
a. narasi
b. deskripsi
c. eksposisi
d. argumentasi
e. persuasi

Pembahasan: Karena paragraf di atas berisi harapan penulis agar pembaca melakukan apa yang dianjurkan penulis.

3. ”Burung-burung gereja beterbangan di antara dedaunan pohon akasia. Sesekali terdengar cicit mereka. Suara klakson dan deru mobil mahasiswa satu demi satu beranjak pergi. Suasana kampus kembali sunyi.”

Paragraf di atas termasuk jenis karangan…
a. persuasi
b. deskripsi
c. argumentasi
d. eksposisi
e. narasi

Pembahasan: Paragraf di atas menggambarkan suasana kampus.


4. “Kita akan tetap saling memiliki, walau jarak telah memisahkan kita. Persahabatan yang kita lalui rasanya terlalu berarti kalau harus diakhiri begitu saja. Kecuali …….,” kata-kataku menggantung di udara, tiba-tiba saja pikiran itu melintas, seandainya seseorang datang dalam kehidupan Rina! Tidak, aku menggeleng kuat-kuat. Rasa marah menyedak dadaku. Cemburu? Aku tak tahu. Namun rasanya sulit untuk menerima bila hal itu menjadi kenyataan.
Selamat tinggal Amerika, Universitas Oklahoma, dan semua kenangan pahit dan manis. Selamat tinggal. Kabut memenuhi mataku dan rongga hatiku ketika pesawat lepas landas.

Kutipan di atas termasuk jenis karangan….
a. deskripsi
b. eksposisi
c. narasi
d. argumentasi
e. persuasi

Pembahasan: Kutipan di atas merupakan cerita fiksi karena terdapat peristiwa, tokoh, dan seting.

5. ”Service dalam bermain tenis lapangan dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut. Pertama, ambillah posisi di luar garis belakang dan agak ke tengah. Kedua, lakukan konsentrasi untuk beberapa detik dan aturlah posisi kaki. Ketiga, bungkukkan badan ke depan sedikit sambil melempar bola ke atas, raket diayunkan ke belakang dan dengan cepat pukullah bola dengan kekuatan maksimal. Bola akan melayang dengan cepat.”

Paragraf di atas termasuk jenis karangan….
a. eksposisi
b. argumentasi
c. deskripsi
d. narasi
e. persuasi

Pembahasan: Paragraf di atas termasuk jenis eksposisi (paparan proses).

6. (1) Mengumpulkan informasi
(2) Mengembangkan kerangka menjadi karangan
(3) Menetapkan tema
(4) Menyusun kerangka karangan
(5) Menentukan tujuan penulisan

Langkah-langkah yang benar adalah dengan urutan sebagai berikut….
a. (1), (2), (3), (4), (5)
b. (3), (5), (1), (4), (2)
c. (4), (1), (5), (3), (2)
d. (5), (2), (3), (1), (4)
e. (3), (4), (1), (5), (2)

Pembahasan: Karena urutan langkah yang logis untuk mengarang terdapat pada opsi b.

7. Perhatikan proses membuat pakaian jadi berikut!
(1) membuat pola
(2) mengukur badan
(3) menggunting bahan
(4) menentukan model
(5) menjahit

Urutan proses bila kita akan membuat pakaian jadi yang benar adalah….
a. (3), (1), (2), (4), (5)
b. (2), (4), (3), (1), (5)
c. (4), (2), (1), (3), (5)
d. (1), (4), (3), (2), (5)
e. (4), (1), (2), (3), (5)

Pembahasan: Karena urutan proses yang logis untuk soal di atas adalah opsi C

8. (1) Pemberian hadiah bagi siswa yang kreatif
(2) Majalah dinding merupakan sarana komunikasi intern
(3) Majalah dinding merupakan wadah kreativitas siswa
(4) Adanya majalah dinding, minat baca dan minat tulis siswa meningkat.
(5) Peran serta guru dalam pengelolaan majalah dinding sangat diharapkan.

Di antara kalimat-kalimat utama di atas yang tidak tepat untuk digunakan dalam kerangka karangan yang bertema Majalah Dinding di sekolah adalah kalimat nomor….
a. (1)
b. (2)
c. (3)
d. (4)
e. (5)

Pembahasan:Kalimat nomor (1) tidak tepat untuk digunakan dalam kerangka karangan yang bertema Majalah Dinding di sekolah.

9. Perhatikan butir-butir kerangka berikut!
(1) Padahal pemanfaatan dunia kelautan Indonesia sangat menguntungkan.
(2) Yang penting, perlu menyediakan sumber daya manusia bidang kelautan.
(3) Geografis perairan Indonesia sangat strategis.
(4) Tetapi, kebijakan pembangunan belum memanfaatkan potensi geografis tersebut.
(5) Juga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pendidikan ilmu kelautan di Indonesia.

Butir-butir kerangka yang bertema kelautan tersebut akan menjadi kerangka yang baik jika menggunakan urutan….
a. (5), (4), (1), (3), (2)
b. (4), (3), (5), (2), (1)
c. (2), (3), (1), (4), (5)
d. (3), (4), (1), (5), (2)
e. (1), (2), (3), (5), (4)

Pembahasan: Karena urutan yang logis untuk tema tersebut adalah opsi d.

10. (1) Musim kemarau panjang tahun ini merupakan bencana bagi daerah kami. (2) Sungai yang mengalir di tengah-tengah desa kering kerontang. (3) Bahkan sumur pun banyak yang tak berair lagi. (4) Sawah dan ladang seperti hangus dan dimakan oleh terik matahari. (5) Tanah pecah berbongkah-bongkah, tanaman pun hampir tak ada yang berwarna hijau lagi.

Yang tidak termasuk kalimat deskripsi dalam paragraf di atas, yaitu kalimat nomor….
a. (1)
b. (2)
c. (3)
d. (4)
e. (5)

Pembahasan: Karena kalimat nomor (1) bukan merupakan gambaran melainkan pendapat.

11. Ciri pengembangan karangan eksposisi adalah….

a. Mengungkapkan fakta yang diperjelas dengan grafik, gambar, atau statistik untuk memperjelas informasi.
b. Mengungkapkan fakta yang diperjelas dengan grafik, gambar, atau statistik untuk membuktikan atau mempengaruhi pembaca.
c. Merangsang indra pembaca pada suatu objek yang digambarkan oleh penulis.
d. Menceritakan urutan peristiwa secara kronologis.
e. Mengajak pembaca mengikuti anjuran penulis.

Pembahasan: Karena opsi a merupakan ciri pengembangan karangan eksposisi yaitu untuk memperjelas informasi bagi pembaca.

12. Jika akan menjelaskan pengertian dan fungsi pasar, kita dapat menggunakan karangan….

a. argumentasi
b. eksposisi
c. deskripsi
d. narasi
e. persuasi

Pembahasan: Karena karangan eksposisi adalah menjelaskan informasi untuk memberi pengetahuan bagi pembaca.

13. Topik yang dapat dikembangkan menjadi karangan argumentasi adalah….
a. Alasan pemerintah DKI membangun sistem transportasi Jakarta seperti busway.
b. Bentuk fisik bus angkutan trans-Jakarta.
c. Kisah perjalanan Sutiyoso, dari Pangdam Jaya sampai menjadi Gubernur DKI.
d. Proses pembuatan dan perakitan bus trans-Jakarta.
e. Himbauan pemerintah DKI kepada masyarakat pengguna trans-Jakarta.

Pembahasan: Opsi a merupakan topik argumentasi. a

teori pendekatan membaca

A. Definisi Hakikat Membaca
Kelahiran suatu teori membaca tidaklah muncul begitu saja. Kehadirannya merupakan hasil kerja keras dari ahli atau sarjana yang mengkaji masalah membaca itu dalam waktu relatif lama, dan dengan pendekatan yang berbeda-beda. Akibatnya, dalam sejarah perkembangan studi membaca dan pengajaran membaca terdapat bermacam-macam teori membaca yang bukan saja berbeda satu dengan yang lainnya, melainkan juga ada yang berlawanan. Namun pada dasarnya membaca itu merupakan suatu proses yang kompleks.
Ada tiga kelompok yang mendefinisikan tentang hakikat membaca :
a. Kelompok pertama dengan tokohnya Frank Jennings (1965) membuat definisi membaca sebagai tafsiran terhadap pengalaman secara umum, selain itu membaca biasanya akan dimulai dengan pengenalan terhadap peristiwa yang berulang-ulang datang, seperti matahari dan bulan yang terbit setiap hari.
b. Kelompok kedua dengan Rudolf Flesch (1995) sebagai tokohnya mendefinisikan membaca sebagai kegiatan memperoleh makna dari berbagai gabungan huruf, seperti seorang anak yang diajari mengenal makna yang dimiliki oleh setiap huruf akan sampai pada kemampuan membaca.
c. Kelompok ketiga dengan Ernest Horn (1937) sebagai tokohnya mendefinisikan membaca sebagai kegiatan yang meliputi berbagai proses penyempurnaan dan pelestarian makna melalui penggunaan media alat tulis.
Berikut beberapa fungsi teori membaca :
· Pertama, suatu teori membaca dalam kelebihan dan kekurangan banyak sekali membantu pihak yang bermaksud mempelajari masalah membaca dan pengajaran membaca untuk memperoleh gambaran tertentu apa yang disebut membaca.
· Kedua, khusus bagi pembina pengajaran membaca, suatu teori tentang membaca sangat diperlukan dalam membina dan melaksanakan tugas pembinaan kemampuan siswa dalam membaca.
· Ketiga, mereka yang bermaksud melaksanakan suatu penelitian tentang masalah membaca dan pengajaran membaca, suatu teori membaca mutlak dibutuhkan.
B. Pendekatan Dalam Membaca
Pendekatan yang diterapkan dalam studi membaca untuk menghasilkan teori membaca berkisar pada tiga macam pendekatan, yaitu :
- Pendekatan Konseptual
Meliputi bermacam-macam metodologi pendekatan kesemuanya berangkat dari suatu konsepsi tentang membaca dan berkesudahan dengan suatu model tertentu tentang proses membaca.
- Pendekatan Empirikal
Mencakup bermacam-macam pendekatan yang bertolak dari pengalaman serta penghayatan proses membaca, baik dari penyusunan teori itu sendiri maupun dari orang-orang lain yang dijadikan subjek penelitian.
- Pendekatan Eksperimental
Meliputi berbagai macam pendekatan yang kesemuanya berangkat dari suatu eksperimen tertentu yang ditujukan terhadap seperangkat perilaku membaca yang dapat diamati, dikaji, dan kemudian dianalisis untuk disimpulkan menjadi suatu teori membaca tertentu.
Tokoh Perintis dalam pendekatan konseptual ialah Kennet S. Goodman. Menurut pandangannya, proses membaca pada hakikatnya adlah proses komunikasi, yaitu komunikasi antara pembaca dengan turunan tertulis (bacaan) yang dibacana. Namun pendekatan tersebut direvisi karena disadari banyak kelemahannya. Sebagai penggantinya dipakailah teori Transformasi Generatif temuan Noam Chomsky sebagai acuan kerjauntuk memberikan proses membaca dalambentuk suatu model yang dikenal sebagai modal membaca Goodmen (The Godman Model Of Reading). Model ini menekankan bahwa membaca pada hakikatnya adalah seperangkat proses recording, decoding, dan encoding yang berakhir pada pemahaman atau komprehensif.
Teori membaca yang memanfaatkan pendekatan empirikal banyak ragamnya.
a) Teori yang memandang membaca sebagai proses berpikir
b) Teori yang memandang membaca sebagai perangkat keterampilan
c) Teori yang menganggap membaca sebagai kegiatan visual
d) Teori yang menganggap membaca sebagai pengalaman bahasa
Pendekatan ketiga adalah pendekatan eksperimental. Teori yang dimanfaatkan sebagai landasan eksperimental adalah teori yang memandang membaca sebagai proses atau kegiatan menangkap makna dari bacaan. Beberapa penemuan yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pengajaran membaca :
Ø Penemuan – penemuan proses mempersepsi makna, yang meliputi :
- Persepsi atau pemahaman akan makna materi bacaan,
- Menganalisis pola bentukan bahasa bacaan
- Persepsi yang kuat atau baik terhadap makna bahasa bacaan sebagai hasil menghayati dan menganalisis bahasa bacaan itu akan membuat pembaca memiliki ingatan yang baik pula terhadap makna bacaan itu
Ø Penemuan-penemuan mengenai pembentukan konsep, dalam membaca yaitu makna simbolik tentang hal-hal yang direspon pembaca dari bacaan, meliputi :
- Persepsi yang baik terhadap makna bahasa bacaan dan menghasilkan konsep yang baik pula tentang makna bahasa bacaan itu,
- Konsep yang abstrak sifatnya tentang makna material bahasa bacaan terbentuk berdasarkan konsep-konsep yang konkrit dan tingkat intelegensi pembaca,
- Pengembangan konsep tentang makna bahasa bacaan dapat dibina dengan menyiapkan program pengajaran membaca yang baik.
Ø Penemuan-penemuan mengenai penerapan penguasaan bahasa pembac dalam proses memahami makna pada waktu pembaca, yang meliputi :
- Jumlah kosa kata yang dikuasainya
- Luas dan dalamnya ragam makna kata yang dikuasainya
- Mapannya penguasaan terhadap kaidah-kaidah bahasa
- Baiknya penguasaan tentang tata penulisan bahasa.
C. Pokok Pikiran Tentang Membaca
Berikut adalah pokok-pokok pikiran tentang membaca :
a. membaca adalah suatu proses ya g sangat rumit dan unik sifatnya. Kerumitanya terutama terletak pada banyaknya serta beraneka ragamnya faktor yang bekerja dalam proses membaca itu, dan bertautnya faktor yang satu dengan yang lainnya. Keunikannya terletak pada relatif berbedanya proses membaca itu berlangsung pada setiap pembaca
b. proses membaca berlangsung sebagai bentuk respon pembaca terhadap tuturan tertulis (bacaan) yang menstimulasinya. Respon membaca ini bukanlah respon pasif, melainkan respon aktiv yang mengandung tingkat kesadaran tertentu.
c. Bacaan sebagai stimulant, dalam wajah permukaanya berupa paparan bahasa tulis yang tersusun dari materi bahasa (kata, frasa, klausa, dan kalimat), tertata dalam tata tuturan tertentu, dan tertulis menurut tata penulisan yang berlaku.
d. Respon aktiv pembaca yang berupa proses membaca mencakup berbagai kegiatan mental yang secara keseluruhan merupakan kegiatan mengolah bacaan itu. Dalam kegiatan ini pembaca melakukan kegiatan berfikir dan bernalar, menerapkan berbagai kemampuan intelektual dan strategi kognitifnya dalam rangka membentuk persepsi dan konsep-konsep, merekonstruksi, makna bacaan, dan menentukan kualitas, nilai, dan dampak makna bacaan itu. Dalam keseluruhan kegiatan ini, pembaca banyak sekali memanfaatkan ciri-ciri dan kunci-kunci penunda makna paparan bahasa bacaan untuk memprediksi, menginterpretasi, dan mengkonfirmasi makna yang tepat. Selain itu, juga dengan banyak dimanfaatkan nya pengetahuan serta pengalaman yang telah dimilikinya
e. Kelancaran dan keberhasilan pembaca dalam membaca dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari diri pembaca sendiri (faktor dalam ) maupun yang berasal dari luar dirinya (faktor luar ). Intelegensi, sikap, penguasaan bahasa, perbedaan kelamin pada usia muda, dan perbedaan logatnya dengan bahasa bacaan adalah beberapa faktor luar yang ikut berperan meliputi kondisi bacaan, baik bahasanya, isinya dan tingkat keterbacaannya, maupun kesesuaian bacaan itu dengan daya tangkap pembaca. Selain itu, keadaan status sosial ekonomi dan pengajaran membaca terutama peran guru yang membinanya adalah faktor luar yang tidak kecil pengaruhnya. Apapun bentuk, jenis dan sifat faktor yang berpengaruh, kelancaran dan keberhasilan dalam membaca dapat dibina secara formal melalui pengajaran membaca yang dirancang, di programkan serta dilaksanakan dengan baik.